Laut Arafuru Indonesia
Laut Arafuru atau Laut Arafura adalah salah satu wilayah perairan yang berada di antara benua Australia dan Pulau Papua, tepatnya di sebelah selatan kepulauan Aru dan berada di wilayah samudera Pasifik. Laut ini memiliki luas sekitar 650.000 km² dan kedalaman maksimal sekitar 3,68 km. Laut ini termasuk dalam zona neritik, yaitu zona perairan dangkal yang berada di dekat pantai dan memiliki banyak kehidupan laut.
Laut Arafuru merupakan laut yang penting bagi Indonesia, baik dari segi geografis, sejarah, maupun ekonomi. Secara geografis, laut ini berbatasan dengan beberapa provinsi di Indonesia, yaitu Maluku bagian tenggara, Papua Barat, dan Papua. Laut ini juga menjadi jalur pelayaran dan transportasi antara Indonesia dan Australia, serta negara-negara Pasifik lainnya.
Secara sejarah, laut ini menjadi saksi bisu pertempuran sengit antara pasukan Indonesia dengan Belanda pada tanggal 15 Januari 1962. Pertempuran ini dikenal sebagai Pertempuran Laut Arafuru atau Pertempuran Aru. Dalam pertempuran ini, Indonesia mengirimkan dua kapal perang jenis destroyer, yaitu KRI Matjan Tutul dan KRI Matjan Kumbang, untuk menghadapi armada Belanda yang terdiri dari empat kapal perang dan beberapa pesawat tempur. Pertempuran ini berlangsung selama beberapa jam dan mengakibatkan kerugian besar bagi kedua belah pihak. Salah satu pahlawan Indonesia yang gugur dalam pertempuran ini adalah Komodor Yos Sudarso, yang menjadi komandan armada Indonesia. Ia terkenal dengan seruannya "Kobarkan Semangat Pertempuran!" yang menjadi inspirasi bagi para pejuang kemerdekaan.
Secara ekonomi, laut ini merupakan salah satu wilayah perairan yang kaya akan sumber daya perikanan. Laut ini menyimpan banyak jenis ikan dan udang yang memiliki nilai ekonomis tinggi, seperti ikan tuna, ikan kakap merah, ikan cakalang, udang windu, udang putih, dan lain-lain. Laut ini juga menjadi habitat bagi beberapa spesies langka dan terancam punah, seperti penyu hijau, penyu sisik, penyu belimbing, lumba-lumba irrawaddy, paus bungkuk, dan dugong. Oleh karena itu, laut ini perlu dilestarikan dan dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Laut Arafuru memiliki karakteristik yang unik dan menarik. Laut ini merupakan laut transgresi di dangkalan Sahul, yaitu dataran rendah yang menghubungkan Australia dan Papua pada zaman es terakhir. Dengan mencairnya es pada zaman holosen, dataran rendah ini terendam oleh air laut dan membentuk laut dangkal yang sekarang kita kenal sebagai Laut Arafuru. Laut ini juga memiliki arus laut yang bervariasi, yaitu arus pasut dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik pada musim barat (Desember-Maret) dan arus pasut dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia pada musim timur (Juni-September). Arus laut ini mempengaruhi iklim dan cuaca di sekitar wilayah laut ini.
Laut Arafuru adalah salah satu warisan alam yang dimiliki oleh Indonesia. Laut ini memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kedaulatan negara. Namun, laut ini juga menghadapi berbagai ancaman dan tantangan, seperti pencemaran, penangkapan ikan ilegal, perubahan iklim, konflik wilayah, dan lain-lain. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, swasta, akademisi, dan organisasi non-pemerintah untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan laut ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar